Padi organik memiliki nilai plus tersendiri yang otomatis memiliki nilai jual yang relatif mahal. Hal ini dikarenakan minimnya kandungan residu pestisida beracun serta bahan kimia berbahaya di dalamnya.
Padi organik yang nantinya menjadi beras organik sangat cocok pula dikonsumsi oleh mereka para penderita kanker dan penyakit berat yang memang sudah tidak boleh lagi mengkonsumsi makanan dengan residu bahan kimia dan pestisida yang sifatnya karsinogenik ( menyebabkan dan memperkuat sel kanker ).
Ada 2 macam pengertian, yaitu menanam Padi Organik dan menanam Padi Secara Organik.
- Menanam padi organik berarti kita menanam bibit padi yang organik, bukan benih padi yang ada di pasaran atau benih padi subsidi pemerintah, karena benih padi organik itu berasal dari penanaman padi yang organik pula, bukan dari penanaman padi konvensional.
- Menanam padi secara organik, bisa berarti seperti poin 1 yaitu menanam benih padi organik , bisa juga benih padi yang ada di pasaran kita tanam secara organik.
LANGKAH PERTAMA : PEMILIHAN LAHAN TANAM DI KEBUN
Kendala utama untuk menanam padi organik adalah ketiadaan lahan sawah yang benar-benar bersih atau minim dari kandungan residu pestisida dan pupuk kimia. Karena sistem irigasi yang mengalirinya pasti akan membawa bahan-bahan kimia tersebut.
Untuk itulah kita memilih kebun ( lahan kering ) yang tidak terhubung dengan areal persawahan, tak perlu jauh dari sawah, yang penting adalah
- Kebun itu aslinya adalah lahan kering, bukan lahan basah seperti sawah.
- Jika hujan dipastikan air dari sawah tidak meluap hingga masuk ke dalam kebun.
- Letak kebun searah dengan arah angin jika dari sawah, sehingga angin datang dari kebun bukan dari sawah, ini agar angin tidak membawa butiran pestisida dari sawah yang terbang terbawa angin ketika para petani sedang menyemprotkan pestisida.
- Ketinggian kebun maksimal adalah 1500 m di atas permukaan laut, artinya di dataran tinggi pun padi masih bisa tumbuh.
- Kebun mendapat penyinaran matahari yang cukup sepanjang hari.
LANGKAH KEDUA : PERSIAPAN MEDIA TANAM
Media tanam di kebun tentu berbeda dengan media tanam di sawah, jika sawah sudah ada air dan lumpur, tentu karena kebun adalah lahan kering, maka langkah persiapan media tanam secara sederhana adalah menggunakan Terpal, karena merupakan pilihan paling terjangkau serta lebih awet jika dibandingkan dengan plastik lainnya.
- Siapkan terpal dengan ukuran panjang 10 meter, bisa lebih panjang lagi tergantung kebutuhan.
- Pasang terpal pada kerangka persegi empat yang bisa dibuat dari bambu, pastikan kedalaman sekitar 50 cm.
- Isilah dengan campuran tanah, pupuk kandang dan air yang kemudian diolah menjadi lumpur.
- Isikan ke terpal sampai ketinggian sekitar 40-45 cm.
- Biarkan sekitar 5-7 hari, pastikan lumpur selalu basah, jika mulai mengering karena panas matahari, maka harus segera disiram air lagi.
Sebaiknya pilihlah bibit padi organik, namun jika tidak ada bisa menggunakan benih padi biasa.
- Bagi media tanam terpal menjadi dua, yang sebagian digunakan untuk penyemaian benih / menyebar benih padi.
- Rendam benih di campuran Air dengan Pupuk Organik Cair POC NASA, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau ditutup rapat dengan karung lainnya bisa juga dipendam di dalam tanah selama 1 – 2 malam hingga benih berkecambah serentak.
- Sebar benih ke media tanam terpal tadi secara teratur.
- Ketika benih berumur 7 hari, lakukan penyemprotan 2 tutup Pupuk Organik Cair POC NASA yang dicampur dengan 2 liter air. Lakukan hal serupa ketika benih berumur 14 - 17 hari.
- Setelah benih berusia 25 hari, lakukan pemindahan ke media tanam yang tidak digunakan untuk penyemaian, ambillah tiap 2 helai benih untuk ditanam secara teratur, gunakan tali untuk mengatur jarak dan barisan tanam.
LANGKAH KEEMPAT : PERAWATAN HINGGA PANEN
Langkah terakhir adalah perawatan tanaman padi, selain dilakukan pemupukan rutin juga pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang.
- Pastikan lahan selalu basah terairi air, jika musim kemarau maka pengairan harus dilakukan minimal 3 hari sekali.
Pemupukan
Pemupukan di sini adalah menggunakan Pupuk Organik sebagai pupuk utama, sedangkan pupuk makro hanya sebagai pupuk dasarnya saja yang dipakai seminimal mungkin.
Gunakan pupuk makro sebagai pupuk dasar, seperti Urea, NPK, Dolomit, KCL dengan dosis yang dikurangi untuk ukuran lahan yang ditanami.
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Pupuk Hormonik
/tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta kondisi cuaca.
/tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta kondisi cuaca.
Waktu Aplikasi
| |||||
Jenis Pupuk
|
Olah Tanah (kg)
|
14 hari ( kg )
|
30 hari ( kg )
|
45 hari ( kg )
|
60 hari ( kg )
|
Urea
|
36,5
|
9
|
9
|
9
|
9
|
ZA
|
3,5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
SP-36
|
6,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
KCl
|
20
|
5
|
5
|
5
|
5
|
Dolomit
|
13
|
3
|
3
|
3
|
3
|
SPR NASA
|
2 botol ( siram)
|
2 botol ( siram)
|
-
|
-
|
-
|
Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
|
Waktu Aplikasi
| |||||
Jenis Pupuk
|
Olah Tanah (kg)
|
10–14 hari ( kg )
|
25–28 hari ( kg )
|
42–45 hari ( kg )
| |
Urea
|
12
|
6
|
6
|
6
| |
SP-36
|
10
|
50
|
-
|
-
| |
KCl
|
-
|
-
|
7
|
8
| |
SPR NASA
|
1 botol (siram)
|
5
|
5
|
5
| |
POC NASA
|
-
|
4-5 ttp/tgk (semprot)
|
4-5 ttp/tgk (semprot)
|
4-5 ttp/tgk (semprot)
| |
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
|
Waktu Aplikasi
| |||||
Jenis Pupuk
|
Olah Tanah (kg)
|
10–14 hari ( kg )
|
25–28 hari ( kg )
|
42–45 hari ( kg )
| |
Urea
|
10
|
4,5
|
4
|
4
| |
SP-36
|
11,5
|
-
|
-
|
-
| |
KCL
|
-
|
-
|
5
|
6,5
| |
POC NASA
|
20-40 ttp (siram)
|
4-8 ttp/tgk (semprot)
|
4-8 ttp/tgk (semprot)
|
4-8 ttp/tgk (semprot)
| |
HORMONIK
|
-
|
-
|
1 ttp/tgk campur NASA
|
1 ttp/tgk campur NASA
| |
Penyiangan
Bertujuan membuang rumput liar yang berpotensi mengganggu pertumbuhan padi, lakukan secara rutin hingga padi tumbuh tinggi dan rumput tak lagi bisa tumbuh karena tidak mendapat sinar matahari dan makanan cukup.
Hama putih (Nymphula depunctalis). Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona
.
.
Padi Thrips (Thrips oryzae). Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona
Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR.
Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau Pestona.
Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau Pestona..
Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau Pestona..
Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian Glio di awal tanam.
Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian Glio pada saat pembentukan anakan.
Penyakit Fusarium. Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari Glio di lahan
Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan Glio.
Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau Pestona.
Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
PANEN
Padi dapat dipanen setelah berusia 4 bulan, ketika daun padi sudah menguning itu adalah tanda padi siap panen.
Perontokan gabah bisa digunakan secara manual maupun mesin.
PRODUK PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA ORGANIK YANG DIGUNAKAN
PUPUK ORGANIK
PESTISIDA ORGANIK
Posting Komentar